Bukan kiai jika tak menelan resiko. Itulah yang dialami Kiai Ahmad Ishomuddin saat mengasuh rubrik konsultasi fiqih di sebuah surat kabar Lampung.
Rais Syuriyah PBNU ini menerima pertanyaan tentang hukum membunyikan sirine sebagai penanda waktu imsak. Usai menjelaskan dalil dan alasannya, Kiai Ishom menjawab: mubah alias boleh.
Ternyata tak semua orang puas dengan jawaban tersebut. Ya, esoknya sebuah SMS tak dikenal masuk di HP Kiai Ishom, “Klun… ting…”
Tanpa permisi SMS itu protes begini:
“Kiai, Anda jangan mengajak dan menyebarkan bid’ah. Kalau menggunakan sirine sebagai tanda imsak itu perbuatan baik, niscaya Rasulullahlah yang pertama kali menggunakan dan memerintahannya kepada para sahabat. (Sekedar memberi peringatan!!!).”
Kiai Ishom paham, tiga tanda seru di ujung itu adalah petunjuk bahwa si pengirim sedang tidak main-main. Tapi, apa yang terjadi? Kiai Ishom malah SMS balik:
“Kalau memberi peringatan melalui SMS merupakan perbuatan baik, maka Rasulullah lah yang pertama kali menggunakan dan memerintahkannya kepada para sahabat. (Sekedar memberi jawaban!!!).”
Mendapat jawaban seperti itu, si pengirim SMS tidak merespon lagi. (Mahbib Khoiron/nu.co.id)
Mendapat jawaban seperti itu, si pengirim SMS tidak merespon lagi. (Mahbib Khoiron/nu.co.id)
(Sumber : http://sufimuda.net/2013/01/09/sms-bidah/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung di blog Humor Kaizen, sekarang saatnya tinggalkan jejak kamu dengan cara berkomentar di "kotak komentar" yang sudah disediakan. Mohon maaf, untuk komentar yg tidak sopan, mengajak debat, spam, pasti akan saya hapus.
Terimakasih, salam gembira dan tertawa huahahahahaaa.... :-P